Dari Seragam Lusuh Hingga Rezeki Rp80 Juta Perjalanan Hidup Anak SMA

Rp. 10.000
Rp. 100.000 -90%
Kuantitas

Dari Seragam Lusuh hingga Rezeki Rp80 Juta: Perjalanan Hidup Anak SMA di Yogyakarta

YOGYAKARTA Hidup sebagai anak dari keluarga sederhana membuat Raka (17), seorang siswa SMA di Yogyakarta, sering menjadi bahan ejekan teman-temannya. Seragam sekolahnya yang lusuh, sepatu yang sudah usang, serta keterbatasan uang saku membuatnya kerap dipandang sebelah mata. Namun siapa sangka, nasib Raka berubah drastis setelah ia mendapat hadiah besar dari game online bernama Mahjong Wins 3, senilai Rp80 juta.

Hidup dalam Kesederhanaan

Raka tinggal bersama ibunya yang bekerja sebagai buruh cuci. Ayahnya sudah lama sakit-sakitan sehingga tidak bisa lagi menjadi tulang punggung keluarga. Setiap hari, ibunya harus berkeliling dari rumah ke rumah untuk mencuci pakaian dengan penghasilan yang tidak menentu.

Sementara itu, Raka berangkat ke sekolah dengan seragam yang sudah mulai pudar warnanya. Sepatunya yang sudah bolong sering jadi bahan olokan. “Eh, Raka sepatunya mau putus tuh, jangan sampai kesandung ya!” begitu salah satu ejekan yang sering ia dengar.

Meski sakit hati, Raka hanya bisa menunduk. Ia sadar tidak punya cukup uang untuk membeli barang baru seperti teman-temannya. Uang sakunya hanya Rp5.000 per hari, cukup untuk membeli nasi bungkus murah di kantin.

Dibully di Sekolah

Karena kondisi ekonominya, Raka sering menjadi sasaran perundungan. Ada yang menertawakan bajunya, ada yang mengejek karena ia tidak pernah ikut nongkrong di kafe seperti siswa lain. Bahkan ada yang sengaja menjauh darinya hanya karena ia dianggap “anak miskin.”

“Kadang rasanya pengen berhenti sekolah saja. Tapi saya ingat ibu, beliau selalu bilang jangan pernah menyerah. Sekolah adalah satu-satunya jalan buat hidup lebih baik,” ujar Raka lirih.

Hiburan Murah dari Ponsel Tua

Di tengah tekanan itu, Raka punya satu pelarian kecil: ponsel tua peninggalan pamannya. Meski layarnya retak dan baterainya sering ngedrop, ponsel itu menjadi sahabatnya. Di sanalah ia sesekali bermain game gratis, termasuk Mahjong Wins 3.

Game itu ia mainkan sepulang sekolah, di kamar kecil kontrakannya. Bagi Raka, permainan tersebut hanyalah hiburan sederhana untuk melupakan sejenak tekanan di sekolah. Ia sama sekali tidak pernah menyangka ada sesuatu lebih dari itu.

Kejutan yang Mengubah Hidup

Sampai pada suatu malam, saat listrik di kontrakan hanya diterangi lampu redup, Raka membuka game tersebut. Tiba-tiba, layar ponselnya menampilkan simbol kemenangan besar. Ia sempat mengucek matanya, tidak percaya dengan apa yang ia lihat: notifikasi menunjukkan hadiah senilai Rp80 juta.

“Saya sampai teriak kencang. Ibu yang lagi setrika baju langsung kaget, dikira ada apa. Waktu saya kasih lihat, ibu langsung nangis sambil peluk saya. Kami berdua nggak bisa berhenti sujud syukur,” ceritanya dengan mata berkaca-kaca.

Kabar yang Menyebar

Keesokan harinya, kabar tentang Raka dengan cepat menyebar di sekolah dan lingkungan rumahnya. Banyak yang awalnya tidak percaya. Teman-teman yang biasanya mengejeknya kini justru mendekat, bahkan ada yang tiba-tiba berubah ramah.

“Lucu rasanya. Orang-orang yang dulu suka meremehkan saya sekarang malah ikut senyum-senyum,” kata Raka, mengingat momen itu dengan sedikit getir.

Perubahan Hidup

Setelah benar-benar menerima hadiah tersebut, Raka menggunakan uangnya dengan hati-hati. Ia membeli seragam baru, sepatu layak, dan perlengkapan sekolah. Untuk pertama kalinya, ia bisa masuk kelas tanpa merasa malu.

Sebagian besar uang itu ia serahkan kepada ibunya. Mereka melunasi tunggakan kontrakan, membeli kasur baru yang lebih layak, dan memperbaiki atap rumah yang sering bocor. Raka bahkan menyisihkan sebagian untuk biaya berobat ayahnya.

Tak berhenti di situ, ia juga mulai menabung untuk melanjutkan kuliah. “Saya ingin kuliah jurusan teknik. Biar bisa kerja bagus dan bantu keluarga keluar dari kesulitan,” katanya penuh semangat.

Tetap Rendah Hati

Meski kehidupannya kini lebih baik, Raka tidak berubah menjadi sombong. Ia masih anak yang sederhana, tetap rajin membantu ibunya, dan tidak membalas ejekan teman-teman yang dulu meremehkannya.

“Saya percaya, rezeki ini bukan hanya keberuntungan, tapi doa ibu juga. Saya nggak mau besar kepala. Justru harus lebih giat belajar dan kerja keras,” ucapnya tegas.

Inspirasi untuk Banyak Orang

Kisah Raka kini menjadi inspirasi di sekolahnya. Guru-guru bahkan sempat mengangkat kisahnya sebagai contoh bahwa keadaan hidup tidak menentukan masa depan seseorang. Dari anak SMA yang sering dibully karena miskin, Raka membuktikan bahwa hidup bisa berubah sekejap dengan rezeki yang tak terduga.

“Kalau saya bisa pesan sesuatu, jangan pernah meremehkan orang lain hanya karena dia miskin. Kita nggak tahu, mungkin suatu saat hidup mereka berubah lebih baik daripada kita,” kata Raka menutup ceritanya.

Kini, ia berjalan ke sekolah dengan kepala tegak. Bukan karena uang Rp80 juta itu, tapi karena ia belajar satu hal penting: harga diri seseorang tidak ditentukan oleh harta, melainkan oleh ketekunan, doa, dan keberanian untuk terus melangkah.

© Copyright 2025 | Seo - Laporpak